MEMPERTAHANKAN JILBAB HARUS DIBAYAR DENGAN NYAWA

Kisah seorang wanita muslim yang sangat menarik perhatian saya, dan kisah ini saya angkat dari salah satu majalah islami yang meliput kisah seorang wanita muslim yang meninggal karena ia ingin mempertahankan jilbabnya.

sebagai syuhada, ia kini tentu ada di surga, di dekat Allah Yang maha Pengasih dan penyayang. Marwa adalah wanita di jerman yang tewas dibunuh karena satu alasan sederhana, ia tidak mau melepaskan jilbabnya.

Ini semua dimulai saat ia sedang menimang anaknya di kebun, kemudian datanglah tetangganya seorang pria. Si pengecut ini memaki – maki marwa, mencapnya sebagai ‘teroris’ dan meminta untuk kesekian kalinya agar ia melepaskan jilbabnya. S ang doctor farmasi ini menolak dan keteguhannya ini menyebabkan pria tersebut kalap dan mengejar marwa. Belakangan, marwa mengadu ke polisi yang kemudian menahan pria itu dan mengajukannya ke pengadilan

Pria itu dinyatakan bersalah. Tidak terima dengan apa yang dianggapnya ‘penghinaan’ itu , pria itu mengajukan banding.  Pengadilan itu digelar untuk memutuskan perkara tersebut. Apa mau dikata, disaat itulah semua tragedy berlangsung. Pembunuhan keji itu terjadi di tengah – tengah ruang siding. Wanita 31 tahun asal Mesir ini tak berpeluang untuk menyelamatkan diri karena semua berlangsung begitu cepat. Di depan hakim dan petugas keamanan, pria itu mencabut pisau yang ia sembunyikan di dalam pakaiannya dan menghujamkannya 17 kali ke tubuh marwa yang tak berdaya.

Sikap keras Marwa untuk  mempertahankan jilbab akhirnya harus dibayar dengan nyawanya. Namun tentu saja ini bukan hanya soal pakaian. Marwa adalah wakil dari umat Islam yang harus mengalami diskriminasi di Eropa, sebuah benua yang dikenal sebagai pembela demkorasi dan hak asasi manusia. Kematian Marwa adalah pelajaran, mudah – mudahan ada manfaatnya.